Rancangan Pembelajaran merupakan hal krusial yang harus dimiliki oleh para tenaga pendidik baik itu guru maupun dosen. Hal itu merupakan sistem yang memuat unsur-unsur atau komponen untuk mendukung kegiatan belajar mengajar antara lain tujuan pembelajaran, isi materi, metode pembelajaran serta evaluasi setelah pelaksanaan. Memahami berbagai model rancangan pembelajaran sangatlah penting. Karena mulai dari proses pembuatan rancangan pembelajaran hingga pelaksanaannya tidak bisa diabaikan. Proses pembuatan rancangan pembelajaran perlu dilakukan dengan rinci dan melibatkan berbagai pihak. Perencanaan dimulai dari persiapan yang matang, perumusan metode pembelajaran, pengimplementasiannya pada kegiatan belajar mengajar, hingga penilaian dan evaluasi. Hal itu perlu dilakukan agar rancangan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien.
Dengan adanya 7 macam model rancangan pembelajaran, tentu akan membantu para tenaga pendidik untuk menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan bahan ajar yang akan disampaikan pada saat kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan model rancangan pembelajaran yang tepat tentu proses pembelajaran akan mencapai target yang sudah ditentukan.
Analysis, Design, Development, Implementation, & Evaluation atau biasa disingkat ADDIE, merupakan salah satu model pembelajaran yang paling sering digunakan. Model ini memuat langkah-langkah analisis kebutuhan hingga evaluasi hasil pembelajaran. Fase Analysis pada model rancangan pembelajaran ini melibatkan identifikasi tujuan dan audiens, sementara fase Design menciptakan rencana instruksi yang rinci, pada fase Development merupakan fase merumuskan materi pembelajaran, pembuatan media pembelajaran serta pengembangan asesmen, selanjutnya pada fase Implementation, merupakan proses penerapan rancangan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar, kemudian yang terakhir adalah Evaluation.
Selanjutnya, Successive Approximation atau disingkat SAM. Successive Approximation merupakan salah satu model rancangan pembelajaran yang lebih fleksibel, terdiri dari 3 fase yakni Analisis, Desain dan Evaluasi. Model ini menekankan pengembangan prototype dan pengujian cepat. Ini memungkinkan pengembangan rancangan pembelajaran yang dibuat menjadi lebih adaptif.
Pada model rancangan pembelajaran Action Mapping, pembelajaran berfokus pada kegiatan pembelajaran dengan tugas dunia nyata (project based learning). Pada model ini memuat langkah-langkah berupa identifikasi tujuan, rencana tugas & aktivitas, serta instruksi untuk aktivitas yang dapat mendukung penugasan.
Selanjutnya model rancangan pembelajaran Dick & Carey, menekankan pendekatan pembelajaran dengan sistem instruksi yang memuat tujuan, asesmen, dan evaluasi yang jelas. Asesmen yang dimaksud dalam metode ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman peserta didik terhadap tujuan yang akan dicapai. Luaran dari asesmen ini adalah penyajian data yang valid dan reliabel.
Gagne's 9 Events of Instruction merupakan model rancangan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses kognitif pembelajaran yang terdiri dari 9 peristiwa, antara lain menarik perhatian, memberitahu peserta didik mengenai tujuan, mendorong ingatan pembelajaran, menyajikan konten, memberi panduan belajar, meminta kinerja, memberikan umpan balik, menilai kinerja dan meningkatkan retensi peserta didik.
Model Rancangan Pembelajaran Taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan menjadi 6 tingkatan, mulai dari Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, serta Menciptakan. Sementara model rancangan pembelajaran terakhir, yakni Kirkpatrick model evaluasi yang digunakan untuk evaluasi efektivitas instruksi. Model ini terdiri dari 4 tingkatan yakni reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil.
Sebagai seorang tenaga pendidik yang akan membuat rancangan pembelajaran, penting untuk mengenal 7 model rancangan pembelajaran, mulai dari ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, & Evaluation), SAM (Successive Approximation), Action Mapping, Model Dick & Carey, Gagne's 9 Events, Taksonomi Bloom, hingga Model Kirkpatrick. Tentu setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dan perlu dilakukan pemilihan model yang tepat untuk instruksi tertentu dengan menyesuaikan tujuan, audiens, dan konteks. Dengan memahami dan menerapkan model-model pembelajaran yang tepat, tentu akan membantu tenaga pendidik dalam menciptakan rancangan pembelajaran yang efektif, efisien serta sesuai dengan konteks dan tujuan pembelajaran.
Author : Afina Az Zahra